Sunday, January 27, 2013

Tired of Myself

Bosan dan lelah dengan diri sendiri,
Rasanya sepi, dan tidak ada yang mengerti,
Ketika masalah menunjukkan wujudnya,
Kepada siapa harus menangis?
Kepada siapa?

-260113-

Wednesday, May 16, 2012

Bangkitlah, dan Kuatkan Hatimu......

Pernah suatu saat aku merasa sangat menderita dan merasa Tuhan tidak adil padaku.

Namun saat aku melihat sekali lagi ke dalam diriku, aku sadar bahwa terkadang penderitaan itu hanyalah dari “perasaanku” semata.

Kesulitan-kesulitan hidup akan menjadi sebuah penderitaan hanya jika kita “rasakan”! Karena, kesulitan hidup, ketidakadilan dan segala rintangan, bukanlah penderitaan. Semua itu baru akan menjadi penderitaan apabila kita “merasakannya”! Apabila kita “menangisinya” dengan segenap hati dan menghabiskan seluruh energi kita untuk “menyesalinya” bukan untuk berjuang mengatasi rintangan-rintangan itu!

Don’t be stupid!
Rintangan tidak akan pernah hilang dari hidupmu,
Ketidakadilan pun tidak akan pernah punah dari dunia fana ini.
Dan kesulitan-kesulitan akan selalu datang satu per satu di dalam hidupmu.

Lalu, apakah kau hanya duduk dan menghabiskan setengah dari waktumu untuk menyiksa perasaanmu dan bahkan mulai menggugat Tuhan? Menangisi diri, dan bertanya, “Mengapa harus aku yang mengalami ini Tuhan?” Lalu menangis lagi, merasa menderita lagi, tersiksa lagi dan akhirnya hidupmu pun akan terasa sangat sengsara…..

Don’t be stupid!
Jangan berkutat dengan perasaan-perasaan menderita itu.
Jangan terlalu sibuk mengasihani diri sendiri, dan lupa untuk membenahi diri.


Menangislah….
Mengadulah padaNya…..
Merasa hancurlah…..
Tapi jangan benar-benar hancur!
Jangan rusak dirimu dan jiwamu!
Karena itu, bangkitlah, dan kuatkan hatimu.

Berbahagialah…..
Karena kau tahu Tuhan yang akan menyertaimu!

Have a nice life ^_^

Sunday, June 21, 2009

Menyapa "Ides"

Suatu hari aku ingin menyapa seorang teman SMA yang katanya kuliah di Bogor, dan aku memencet no. telpon yang ku dapat dari temanku yang lain…..

Lala : Halo, bisa bicara dengan Ides?

Suara1 : Wahh, Idesnya udah pindah kost mbak, ini dari mana?

Lala : Ohh, saya temannya dari Dumai. Hmm, Idesnya pindah ke mana ya?

Suara1 : Ides pindah ke kost lain, ini Saya punya nomor kostnya yg baru, hmm…… sekian…sekian….

Lala : Oke terima kasih ya….


Lalu aku pun memencet nomor yang diberikan oleh mantan teman kost Ides itu.


Lala : Halo, bisa bicara dengan Ides?

Suara2 : Oh, mbak Ides? Oya, mbak Ides kost-nya di depan mbak!


— Aku bingung maksudnya —


Lala : Kost di depan? Hmmm…maksudnya dia dah pindah ya?

Suara2 : Oh bukan, di kost ini juga, tapi yang ada di depan, dekat jalan. Nomor kostnya, ….sekian….sekian…..


— Walaupun aku masih tidak mengerti artinya "kost di depan" itu, tapi aku tidak memperpanjang masalah itu lagi. Dan aku pun kembali memencet nomor yang diberikan, sambil berpikir, "Gile juga usahaku dalam mencari si Ides ini yaa? Kayak Sherlock Holmes aja, melacak no.telpon sampe berkali-kali" —-


Lala : Halo, bisa bicara dengan Ides?
(ughh…kalo dikasih nomor telpon yang lain lagi aku nyerah deh…maless…)

Suara3 : Oh, sebentar yaa….!! Mbak Ideeeessss….!!! Ada telpon nih!!!


— Aku pun bernapas lega karena akhirnya bisa "menemukan" si Ides, teman SMA-ku itu.


Suara4 : Halo?

Lala : Halo Ides (ceria), masih ingat aku nggak? Mala!

Suara4 : Oh, Mala? (suara senang dan surprise). Apa kabarmu?

Lala : Baik…. Ehh…tau nggak, aku mencari nomor telponmu ini dengan perjuangan keras, bo!!


— lalu aku pun menceritakan bagaimana aku mendapatkan nomor telponnya dengan susah payah. Dan kami pun ngobrol ngalor ngidul selama lebih dari setengah jam. Ngomongin masa-masa SMA dan teman-teman dulu ada di mana saja. Ada Nova, ada Eva, dan teman-teman yang lain, pokoknya benar-benar bernostalgia dehh —

Lala : Oya, gimana dengan liburan lebaran ini Des? Kau pulang gak?

Suara4 : Waahh….nggak bisa eui…. kayaknya aku gak bisa pulang tahun ini, salam aja sama anak-anak yaa…

Lala : Ohh… (manggut-manggut). Tapi Ika pulang gak?

Suara4 : Ha?

Lala : Oh iya, apa kabar Ika? Katanya dia kuliah di Padang ya?

Suara4 : Haaa? Siapa ya?

Lala : (tertegun) Ika! Hmm…Mustika…

Suara4 : Siapa ya Mustika? (bingung)

— Masa sih dia gak kenal Mustika? Mustika itukan kakaknya? Ahh…jangan-jangan…. Tapi…masa sih? —


Lala :
(hati-hati) Ehhmmm….. ini Ides bukan?

Suara4 : (bingung) Iya…..?

Lala : Yang sekolah di SMA 1 Dumai? (semakin berhati-hati)

Suara4 : Haa? Dumai? Bukan…. aku sekolah di Jawa…

Lala : (panik) Haa?? Jadi ini bukan Ides yang punya saudara Mustika, dan bukan sekolah di Dumai?

Suara4 : Bukan….

Lala : (malu) Uhhhh….maap ya….maap…. aku kira teman SMA ku yang dari Dumai.

Suara4 : (geli) Hahahaha….gak papa lagi, aku juga bingung, karena aku juga punya teman namanya Mala…. hahahaha….dan aku kira tadi waktu kamu nanya pulang, yaa….pulang ke Jawa…! Haha…mana kita sempat cerita-cerita macam-macam lagi!

Lala : Hahahaha……. Gila ya kita? Udah ngalor ngidul panjang lebar, eehh…ternyata salah orang!! Dah gitu kita juga membahas nama teman-teman kita dengan serunya! Hahaha….. kok bisa yaa?? (meski masih rada malu)

Senangnya — lalu aku dan si "Ides" itu pun mengakhiri pembicaraan kami dengan baik-baik. Kami membahas "kekonyolan" kami dengan tertawa sepuas-puasnya. Dan sampai sekarang aku masih saja suka tertawa sendiri kalau mengingat kejadian itu… Kok bisa yaaahh?? Hahaha…konyol sekali!! —-