Sunday, March 29, 2009

Bahagia...So Simple...

Wajahnya yang sedikit kotor itu menatap kue-kue coklat mini yang terpamer dengan rapih di atas meja kecil yang ada di dalam sebuah warung di stasiun itu. Dia melirik sedikit ke arah sang ibu yang tidak sabar menunggu gadis kecil itu berdiri terpesona di depan warung kecil itu.

Ketika tangannya diraih sang ibu, gadis kecil itu segera melangkahkan kakinya menjauh dari kue-kue yang sangat menggiurkan itu. Namun terdengar suara kecilnya bertanya kepada sang ibu, "Mak, harga kue itu mahal nggak?"

"Mahal!"

"Emak punya uang nggak membeli kue itu?" wajahnya begitu penuh harap.

"Enggak! Uangnya untuk jajan kamu besok!"

Gadis kecil itu menatap wajah sang ibu dengan permohonan yang amat sangat, dan aku mendengar sayup dia berjanji untuk tidak jajan esok hari, agar dia bisa mendapatkan kue coklat yang sangat menerbitkan air liurnya itu.

Akhirnya sang ibu pun menyerah dan kembali ke warung itu dan membeli kue coklat yang sejak tadi memikat anak perempuannya itu.

Dengan wajah berbinar dan wajah berseri-seri, gadis kecil itu menerima kue coklat itu dengan sangat berhati-hati. Dijilatnya lapisan coklat yang ada di atas kue itu dengan sangat pelan. Lalu dia tersenyum ceria, menatap sang ibu, yang sedang hamil tua, dan berpakaian sangat kumuh itu, dengan penuh kasih sayang.

Dia sangat berbahagia dengan sepotong kue coklat dari sebuah warung di stasiun itu. Sementara puluhan orang yang ada di stasiun itu sedang menggerutu dan mengomel dengan keterlambatan kereta yang menghambat perjalanan pulang mereka.

Aku yang saat itu pun sedang kesal setengah mati dengan keterlambatan kereta di stasiun itu, hanya bisa terdiam dan terpesona melihat kesederhanaan itu.
Mereka melenggang di depanku dan sangat bahagia dalam keterbatasan mereka. Harga kue itu hanyalah seribu lima ratus rupiah, namun ternyata maknanya lebih dari itu.

Ternyata bahagia itu tidaklah mahal. Kita bisa bahagia kapan saja dan dengan apa adanya kita. Lalu, sampai kapan kita harus menunggu untuk bahagia? Karena bahagia itu bisa dimulai dari sekarang, ketika engkau menikmati sesuatu di hidupmu, atau bahkan ketika engkau menikmati hidupmu.

Mulailah saat ini, mulailah detik ini,
Selamat bahagia, temans

Friday, March 27, 2009

Membeli Sepatu


Kemarin aku mampir ke supermarket terdekat. Rencananya mau beli sepatu, karena sepatuku yang satu telah robek dan tidak layak pakai lagi.

Tanpa bersusah-susah, aku menemukan sepatu yang persis seperti kebutuhanku, hitam dan bertali. Dengan sukacita aku segera mencobanya di kaki kananku. Hmmm…pas! Aku senang sekali.

Tentu saja aku meminta pasangan sepatu itu, yaitu sepatu sebelah kirinya, agar bisa kucoba berjalan menggunakan sepatu itu.

“Mas…mas….yang sebelah kirinya bisa diambil nggak?” ujarku bersemangat.

Si penjaga supermarket itu pun mencari pasangan sepatu itu dengan antusias.

Lima menit, sepuluh menit, lima belas menit….

Akhirnya dia menatapku dengan tampang memelas, dan berkata, “Maaf mbak, pasangannya tidak ada. Mungkin terbawa ke gudang.”

Aku hanya mampu terkesima, “Hah? Kok bisa?!”

Akhirnya aku pulang dengan tangan hampa, dengan hati yang sedikit mendongkol dan sedikit geli.

“Ahh…. ada-ada saja!”

Tuesday, March 24, 2009

METAMORFOSA

Terkadang serba salah....
Mau bercanda salah,
Mau diam saja, justru ditanya "Ada masalah?"
Mau cuek, tetap saja salah,
Mau menghindar, apalagi, lebih salah lagi,
Mau menjaga jarak, dianggap tidak hangat dan ramah,
Tapi bersikap apa adanya dan menunjukkan emosi yang kadang tak tertahan,
Dianggap kasar dan bersikap seenaknya,
Ahh, mungkin aku memang salah,
Maafkan aku teman-teman,
Untuk segala yang serba SALAH,
Untuk omongan kasar dan seenaknya,
Untuk situasi yang membuat kalian tak nyaman,
MAAFKAN aku....


Aku ingin berubah,
Karena aku sudah lelah,
Aku ingin masuk ke dalam kepompong metamorfosa,
Meringkuk nyaman dalam cangkang hangatnya,
Dan saat akan keluar, aku akan menjadi manusia yang berbeda,
Manusia yang berbeda....

Prasangka & Prahara


Seringkali hubungan yang buruk di antara dua pihak dipicu oleh prasangka yang timbul di antara mereka.

Serius!
Menurutku, luka dan sakit hati yang timbul di hati seseorang itu bukan karena kedua pihak itu saling membenci mulanya.

Bukan karena pihak yang satu sengaja menyakiti pihak yang lain. Bukan!

Tapi lebih sering kejadian itu hanya karena adanya prasangka yang akhirnya merusak hubungan dua pihak.

Terkadang kita sangat PINTAR mengambil kesimpulan atas gerak-gerik seseorang.
Ketika dia mengangkat alisnya tidak biasa, kita langsung berpikiran kalau dia tidak suka dengan kehadiran kita. Padahal mungkin alisnya saat itu memang terasa gatal? Hehe…

Atau kita juga pintar sekali mencerna makna dibalik kalimat seseorang. Kita mengira perkataan si anu itu mengandung makna yang menyakitkan hati kita.

Jadilah kita menangis mengharu biru dan merasa kecewa habis-habisan terhadap si anu yang telah menyakiti hati kita dengan luar biasanya.
Padahal si Anu itu sama sekali tidak bermaksud seperti itu.
Bodoh sekali bukan?
Si Anu maksudnya lain, kita nangkapnya lain, trus kita merasa sangat menderita, dan akhirnya hubungan kita dengan si Anu hancur!!
Kok kayaknya konyol yaa?

Belum lagi kalau kita sakit hati dan mencoba membalas.
Lalu si Anu pun sakit hati dengan kita.
Dia pun membalas. Kita pun tak mau kalah. Balas…..membalas…..
Akhirnya prahara terjadi!
Kebencian pun timbul!
Luka semakin dalam.
Sakit hati tak tertahankan.
Semua bermula hanya dari satu kalimat atau gerak-gerik yang salah dimengerti
Semua bermula dari satu kalimat atau gerak-gerik yang bahkan mungkin sudah terlupakan saat ini!

Wooww…
Alangkah KONYOL – nya!!

Mengertilah, terkadang orang itu sulit menyampaikan maksud hatinya.
Sadarlah bahwa tidak semua memiliki kemampuan verbal yang sempurna… (kemampuan verbal = kemampuan mengungkapkan pikiran ke dalam kata-kata)
Dengan sedikit pengertian dan banyak toleransi dan dibumbui dengan kasih di sana-sini, mungkin prasangka bisa lenyap. Dan prahara pun dapat dielakkan.

Mungkin yang dibutuhkan adalah sedikit EMPATI
Mencoba menempatkan diri di posisi orang lain.
Merasakan apa yang dirasakan orang lain.
Mencoba berpikir jika berada pada kondisi dan keberadaan orang lain
Mungkin bisa membantu kita untuk lebih mengerti seseorang
Meskipun orang tersebut tidak mengerti kita

Tidak apa-apa!
Tidak harus menunggu orang lain dulu untuk menjadi lebih baik kan?

Ayo guysss…..
Kalau kau punya prasangka saat ini dengan orang lain
Coba tarik nafas dan berpikirlah, mungkin orang itu tidak bermaksud begitu
Mungkin dia bermaksud baik padamu, hanya caranya yang salah….
Jangan terlalu menyalahkan cara,
Karena seperti yang aku bilang tadi,
Tidak semua orang memiliki kemampuan verbal yang SEMPURNA
So, ngapain sakit hati….???

Semua hanya masalah RESPON…..

Dalam kehidupan ini, ada hal-hal yang telah ditentukan bagi kita
Kita sama sekali tidak bisa memilih.

Siapa yang bisa memilih keluarga tempat dia dilahirkan?
Siapa yang bisa memilih orang tua yang akan membesarkan dia?
Siapa juga yang dapat memilih lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhannya?

Banyak hal-hal yang tidak dapat kita pilih.
Banyak hal-hal yang hanya dapat kita terima saja. Sudah ditentukan bagi kita!

Tapi, yang jadi masalah adalah RESPON kita terhadap apa yang sudah ditentukan bagi kita itu.
Dan itu adalah PILIHAN!

Di sini kita bisa memilih. Kita mau memilih marah dengan keadaan,
Atau….
Kita bisa memilih menerima keadaan dan tak lupa untuk berjuang untuk terus menjadi lebih baik lagi.

Kita mau memilih untuk sakit hati dan terluka terus menerus untuk semua yang dipilihkan untuk kita
Atau…
Kita bisa memilih untuk MENGUBAH semua kondisi itu menjadi hal yang menguntungkan dan menyenangkan bagi kita

Susah memang menjadi baik di tengah keadaan yang memaksa kita untuk terus buruk.

Siapa yang bisa menyalahkan saat kita berespon buruk terhadap hal-hal menyakitkan yang menimpa kita?

Tapi sekali lagi, respon kita adalah PILIHAN!

Jangan katakan kau tidak punya pilihan ketika melakukan suatu yang buruk.

Jangan katakan kau terpaksa melakukan kejahatan.

Tidak!
Tidak ada yang memaksamu melakukan kejahatan.
Respon kita adalah PILIHAN!
Seberapa berat pun hal itu, tapi kau bisa memilih respon yang baik atau yang jahat.
Meskipun itu berarti kau harus mati-matian mengalahkan egomu yang terluka, atau kemarahan yang seakan tak pernah padam.

Memang,
Ada hal-hal yang tidak bisa kau ubah teman!
Tapi, jangan lupa, kebahagiaan hidupmu bisa kau ubah!

Semua hanya masalah RESPON…..