Wednesday, April 15, 2009

Rapuh di Dalam

Waktu aku kecil, sering sekali merasa sakit hati, sedih dan kecewa sendiri.
Perasaan itu kusimpan rapat-rapat dan kupendam sendiri.
Lama-lama rasa itu semakin memakan jiwaku dan menusuk hatiku dari dalam.
Meskipun kelihatan tegar di luar, kelihatan kuat dan ceria, namun aku rapuh di dalam.


Itu dulu.
Waktu aku masih sering mengasihani diri sendiri (hehe, jadi malu),
masih sering merasa menderita sendiri karena orang lain,
merasa Tuhan terkadang sangat tidak adil padaku.


Hmm......pernah merasakan hal yang sama?
Seperti yang pernah kusebutkan,
masa-masa Es-Em-Pe merupakan masa pondasi sifat dan karakterku saat ini.
Di sana aku mulai belajar cuek dan sedikit terbuka.
Lalu dilanjutkan dengan masa Es-Em-A dimana aku punya buanyaakk....sekali SAHABAT,
yang mendorong aku semakin terbuka.
Meskipun saat itu aku terkadang masih sering menyesali diri, merasa paling menderita di dunia (ughh...dangdut banget yaakk?).


Era terbesarku adalah masa-masa kuliah!

Masa-masa karakter dan sifatku dibentuk dalam Kristus.
Dimana semua yang kupahami, semua yang kumengerti, semua yang kumiliki, dibuat TUNDUK dalam Kristus.

Seluruh kemarahan tak terucap, penyesalan, penderitaan, kesakitan, kesukaan, kebahagiaan, persahabatan, seluruhnya.... dibentuk dalam pengenalan akan DIA.

Semua pulih dalam DIA.

Dan aku menjadi tidak sesinis yang dulu.
Aku lebih menerima kekurangan diriku.
Dan juga menerima kekurangan orang lain.
Dan aku pun menjadi berdamai dengan diriku sendiri,
dan juga orang lain.
Menjadi tidak gampang sakit hati (walau kadang-2 masih...),
tidak gampang curiga,
walau sisa-sisa sifat lama masih suka muncul...

Dan kini aku sangat mengenali orang yang Rapuh di Dalam (RdD) seperti itu.

Ciri-cirinya nihh...
  • pengalaman masa kecil yang merasa diperlakukan beda
  • sifat melankolik yang suka menganalisis perasaan sendiri, sehingga rasa itu makin dalam, namun tidak ada pelampiasan, sampai akhirnya sifat itu membuat perasaan kita semakin sensitif dan gampang marah terhadap pihak-pihak yang mungkin sedikit mengganggu
  • kelihatan orangnya sangat tegar dan kuat, sangat bisa diandalkan, karena biasanya orang ini sangat care dengan orang lain dan siap membantu kapan saja dan apa saja, terutama untuk orang yang dekat dengan dia. Karena orang ini sangat sensitif, jadi dia tidak mau membuat orang lain menderita seperti dirinya. Jadi benar-benar rela berkorban bagi orang yang disayanginya...
Saat ini aku mengenal beberapa sahabat dan temanku yang menjadi golongan RdD ini.
Tapi beberapa berusaha berjuang dalam karakter dan sifat yang menyulitkan seperti itu.
Berat, tapi....layak diperjuangkan!!

Cayoo....

Sekedar pesan :
Lepaskanlah segala perasaan sakit hati, benci, amarah, kepahitan, yang menggerogoti dirimu. Toh, semua itu tidak pernah ada gunanya kecuali menghabiskan energi saja kan? Jangan lupa, berikan dirimu pada Kristus, dan biarkan DIA yang mengubahkanmu dari dalam. Berjuanglah bersama-sama dengan DIA…. suerr…..gak bakalan menyesal!!

Ob_candlelight1 Love,



yang masih terus berjuang

Belenggu Jiwa

Mengeluhlah
Ketika kau merasa bebanmu berat tak terkira
Ketika kau merasa tak berdaya menanggung semuanya
Dan ragamu berpeluh jutaan asa yang tersia
Tersia oleh keangkuhan jiwa yang tak sudi berlari
Mengejar impian yang tercecer di antara jejak-jejak hari

Ahh......
Haahh......
Menangislah
Di saat kau merasa tak ada lagi yang mengerti
Dan barisan sahabat seolah hanya angan yang tercipta di hati
Mereka tak peduli.....

Atau tak menyadari?
Bahwa ada kuk yang menekanmu sampai kau tak mampu berdiri
Hanya mampu tertatih berusaha untuk tetap bervisi
Curahkanlah sahabat......
Segala cerita yang tersimpan di jiwa
Dan pada saatnya nanti, aku tau pasti kau akan bangkit kembali
Menantang dunia yang sombong ini
Menaklukannya sehingga mereka semua mengerti
Arti mencintai
Arti memberi
Arti hidup ini

Jakarta, 7 Agustus 2006

Mulai dari Diri Sendiri

Ugh, nyebelin banget kalo melihat orang buang sampah sembarangan,
Rasanya seperti melihat orang merampok atau menodong.
Rasanya seperti melihat orang berbuat kejahatan.


Hhh....sebenarnya mengapa sih setiap orang tidak mampu bertanggung jawab atas sampahnya sendiri ?

Kalo abis makan or something, ya sampahnya dibuang di tempat sampah dong?

Atau kalo tempat sampahnya rada jauh, mbok ya itu sampah disimpan dulu sampai tempat sampah terdekat ?

Kalo dipikir-pikir apa susahnya sih bertanggung jawab atas sampah kita sendiri?

  • Ayo guys, coba bayangkan suatu tempat yang bersih dan bebas sampah!
  • Coba bayangkan sungai-sungai di Jakarta bening mengalir dan bersih!
  • Coba bayangkan betapa indahnya danau, pegunungan, laut, lembah, dan banyak lagi aset wisata alam kita jika bersih dan bebas dari sampah yang merusak lingkungan!
  • Dan bayangkan berapa banyak turis yang semakin terpukau dengan alam Indonesia yang bersih dan tak tercemar?
  • Lalu bayangkan tanah yang tidak perlu bersusah payah menguraikan sampah-sampah yang merusak kesuburannya...

Bayangkan......bayangkan semua itu!!


Bukankah hidup akan lebih baik jika lingkungan kita lebih bersih?
Bukankah anak-anak kita akan lebih bahagia, jika banjir tidak terus rajin mengunjungi?
Mengapa kita tidak memulai untuk bertanggung jawab akan sampah kita sendiri?


Cayoo....kawan!!


~ demi bumi yang lebih baik~

Tuesday, April 14, 2009

Terlalu Sulit untuk Bahagia

Hati yang terlalu kompleks

Terlalu penuh dengan angan-angan dan bayangan

Dan terlalu penuh juga dengan sakit hati dan kepedihan

Terlalu penuh dengan keinginan yang tak terdefinisikan

Tidak!

Tidak pernah cukup yang namanya materi…

Tidak pernah cukup yang namanya perhatian…

Selalu mencari lebih lagi!

Selalu berpikir jauh sekali!

Ke sana

Ke sini

Tak pernah puas mencari

Dan mencari…

Dan terkadang,

Ada waktu di saat tubuh terkapar kelelahan mencari

Ada saat di mana pikiran menyerah melayang lebih tinggi

Yang ada hanya rasa “PAYAU”

Rasa yang tidak manis dan tidak pahit

Yang ada hanya “HENING”

Terasa “KOSONG”

Suasana hati yang tak dapat dimengerti bahkan oleh diri sendiri.

Hug

Ahh, benarkah terlalu sulit untuk bahagia?

Bukankah bahagia itu dari hati?

Bukan dari luar diri?

Tak perlu kau mencari

Tak perlu kau berpikir terlalu tinggi

Cukup kau berdiam diri di hadapan DIA

Bercengkerama hanya kepada-Nya

Cobalah dengarkan suara-Nya

Dan Dia akan menunjukkan letak bahagia itu nanti

Di sudut hatimu yang belum kau sadari saat ini

Untuk seseorang yang sedang “melayang”

berusaha mencari sesuatu,

entah apapun itu

"Aku Bersyukur Setiap Kali Mengingat Engkau"

Hari Senin yang lalu, tanggal 6 Nov 2006, aku merasa sedikit jenuh dengan aktivitasku. Mungkin karena kecapekan hari minggu sebelumnya. Atau karena kesibukan yang tak habis-habisnya sepanjang beberapa minggu ini.
Mulai dari retret, trus lanjut KPI, ehh....tau-tau ada CCA yang benar-benar mendadak.
Semuanya dikerjakan dengan penuh konsentrasi. Semuanya membutuhkan waktu dan energi yang tidak sedikit. Belum lagi kegiatan rutin lain yang juga tidak bisa disepelekan, > latihan Paduan Suara GP 2x seminggu,
> persiapan PT,
> mengajar teruna, > melatih Paduan Suara Teruna, hhhaahh......cukup membuatku sedikit tersengal mengatur waktu. Mungkin hari Senin lalu aku merasakan kelelahannya. Rasanya sedikit "payau" dan di awang-awang.
Gak enak sekali perasaan seperti itu. Tidak merasa apa-apa.

Nothing!
Beranjak sore aku masih dalam kondisi seperti itu, tiba-tiba seorang dari anak terunaku menelpon. Sepele sih, mau ngundang aku dan beberapa anak sektorku untuk hadir dalam acara ultahnya hari Minggu malam nanti. Aku tersenyum mendengar suaranya yang ceria dan sedikit takut-takut, plus terasa sekali dia sangat mengharapkan kedatanganku, hehe....memang lucu menghadapi anak-anak teruna ini. Mereka itu bandel-bandel, suka membantah, tapi....punya keinginan yang besar untuk mendengar Firman Tuhan. Aku teringat lagi anak-anak sektorku yang cantik-cantik dan keren-keren. Teringat gimana dulu mereka masih imut-imut, dan takut-takut bergabung, tapi sekarang....hmmm...udah berani membantah dan beradu pendapat dengan kami (aku dan kak Titik) Melihat mereka tumbuh dan beranjak dewasa, membuat kami sangat terharu. Belum lagi anak-anak Panti Asuhan, tempatku mengajar. Teringat bagaimana aku harus bersusah payah meraih hati mereka selama kurang lebih satu tahun, sampai akhirnya mereka mau membuka hati kepadaku. Mereka mulai mau menceritakan kehidupan mereka. Mereka mulai mau menceritakan keluarga mereka. Mereka mulai mau menceritakan teman-teman mereka. Naksir-naksiran. Hehe…. Tiba-tiba aku pun tersadar, aku sudah tidak "payau" lagi. Rasa sukacita mulai menyusup secara perlahan ke dalam hatiku. Ahh....betapa Tuhan menghiburku dengan sangat luar biasa, dengan cara yang sangat sederhana. Tuhan hanya "menyentilku" sedikit untuk mengingat perjalanan pelayananku selama ini.
Sungguh,
bukan pelayanan yang sia-sia! "Aku bersyukur setiap kali mengingat engkau" Kini aku mulai mengerti arti kalimat itu.... Dan aku pun melanjutkan hari itu dengan lebih menyenangkan!